Iwan Fals: Pembalak dan Pembeli Sama Jahatnya
Iwan Fals: Pembalak dan Pembeli Sama Jahatnya
Kamis, 27 Mei 2010 | 21:51 WIB
KOMPAS ENTERTAINMENT/IRFAN MAULLANA
Iwan Fals menerima tanaman dari pihak yang mengadakan program Trees for Life, FX Supanji, di Demak, Jawa Tengah, 27 Mei 2010.
DEMAK, KOMPAS.com — Kondisi hutan Indonesia yang kian lama kian gundul tak luput dari perhatian vokalis, komposer, dan pencipta lagu Iwan Fals. Menurutnya, gundulnya hutan Indonesia tak lepas dari aksi pembalakan liar oleh pihak tak bertanggung jawab.
"Sama-sama jahatnya antara pembeli dan pembalak pohon, ini masalah hidup matinya kita. Keuntungannya hanya sesaat," tandas Iwan dalam jumpa pers Djarum Trees For Life di Desa Wonosalam, Kecamatan Gajah, Demak, Jawa Tengah, Kamis (27/5/2010).
Lanjut Iwan, sudah semestinya aparat yang berwenang semakin tegas untuk menangani pembalakan liar. "Saya enggak mau ke situ, saya hanya mau menanam pohon saja. Untuk masalah itu sudah ada polisi kok," katanya.
Di luar upaya hukum yang bisa dilakukan, Iwan optimistis jika upaya penghijauan yang terus digalakkan masih belum terlambat. "Saya bahagia di desa Demak ini, saya optimistis begitu datang dari Semarang sampai sini sudah ditanami pohon sampai beberapa ratus. Yang membuat saya optimistis lagi teman-teman dari Djarum tidak cuma menanam, tapi dijagain sampai tiga tahun," ungkap Iwan.
Rasa optimistis Iwan tersebut bukan tanpa alasan. Indonesia yang memiliki iklim tropis memungkinkan pohon trembesi sebagai salah satu tanaman penyerap gas karbon dioksida mampu tumbuh dengan baik. "Aku yakin iklim kita tropis itu bagus buat tanam pohon, saya harap teman-teman OI (Orang Indonesia) di Demak bisa melakukan itu," imbau Iwan.
Karenanya, Iwan berharap agar 2.767 pohon trembesi yang sudah ditanam di sepanjang jalan Semarang-Kudus bisa dijaga dan dilestarikan. "Tanpa dukungan untuk menanam, pohon tidak tumbuh karena pohon itu peka sekali, butuh diperhatikan. Kalau terus menanam, menjaga, dan menyayangi, saya rasa itu tidak akan sulit," tutupnya. (FAN)
Iwan Fals: Bento yang Merusak Pohon
"Sama-sama jahatnya antara pembeli dan pembalak pohon, ini masalah hidup matinya kita. Keuntungannya hanya sesaat," tandas Iwan dalam jumpa pers Djarum Trees For Life di Desa Wonosalam, Kecamatan Gajah, Demak, Jawa Tengah, Kamis (27/5/2010).
Lanjut Iwan, sudah semestinya aparat yang berwenang semakin tegas untuk menangani pembalakan liar. "Saya enggak mau ke situ, saya hanya mau menanam pohon saja. Untuk masalah itu sudah ada polisi kok," katanya.
Di luar upaya hukum yang bisa dilakukan, Iwan optimistis jika upaya penghijauan yang terus digalakkan masih belum terlambat. "Saya bahagia di desa Demak ini, saya optimistis begitu datang dari Semarang sampai sini sudah ditanami pohon sampai beberapa ratus. Yang membuat saya optimistis lagi teman-teman dari Djarum tidak cuma menanam, tapi dijagain sampai tiga tahun," ungkap Iwan.
Rasa optimistis Iwan tersebut bukan tanpa alasan. Indonesia yang memiliki iklim tropis memungkinkan pohon trembesi sebagai salah satu tanaman penyerap gas karbon dioksida mampu tumbuh dengan baik. "Aku yakin iklim kita tropis itu bagus buat tanam pohon, saya harap teman-teman OI (Orang Indonesia) di Demak bisa melakukan itu," imbau Iwan.
Karenanya, Iwan berharap agar 2.767 pohon trembesi yang sudah ditanam di sepanjang jalan Semarang-Kudus bisa dijaga dan dilestarikan. "Tanpa dukungan untuk menanam, pohon tidak tumbuh karena pohon itu peka sekali, butuh diperhatikan. Kalau terus menanam, menjaga, dan menyayangi, saya rasa itu tidak akan sulit," tutupnya. (FAN)
Iwan Fals: Bento yang Merusak Pohon
DEMAK, KOMPAS.com — Diguyur hujan deras dan ditiup angin kencang, dengan gitar akustiknya, vokalis dan pencipta lagu Iwan Fals terus memainkan musiknya di panggung untuk menghibur sambil menyerukan pesan peduli lingkungan hidup—menanam, menyiram, dan menjaga pohon.
Setelah penanaman pohon trembesi di sepanjang jalan Semarang-Kudus, sebagai penutup tahap pertama Djarum Trees for Life, program penanaman 2.767 pohon trembesi, terdengar Iwan Fals dielu-elukan oleh 200-an penyuka musiknya yang juga rela berbasah-basah di bawah hujan yang turun di Desa Wonosalam, Kecamatan Gajah, Demak, Jawa Tengah, pada Kamis (27/5/2010) sore.
Iwan membuka pertunjukannya di pentas di tengah sawah itu dengan lagu "Hutanku". Kata Iwan, ia mencipta lagu tersebut dari puisi karya mantan Menteri Kehutanan MS Kaban. "Hutan adalah kegelisahan mantan Menteri Kehutanan, MS Kaban, yang melihat penggundulan hutan belantara. Dia bikin puisi, lalu dikasih ke saya, dan akhirnya saya bikin lagu, lalu saya rekam dalam album," terang Iwan.
Seusai lagu pertama dinyanyikannya, hujan semakin menjadi. Orang Indonesia (OI), komunitas penggemar Iwan, yang sangat bersemangat menonton penampilan Iwan, seakan juga tak peduli lagi dengan tanah becek sawah. "Lagu yang berikutnya adalah 'Pohon Kehidupan', yang saya masukkan dalam album Wakil Rakyat. Memang, menanam pohon itu solusi," ujar Iwan sebelum "Pohon Kehidupan" meluncur.
Menjelang akhir lagu "Pohon Kehidupan", para penonton menembus barikade merapat ke tepi panggung. Melihat antusiasme mereka, Iwan tak mau ketinggalan untuk turun dari panggung sambil terus memainkan gitarnya dan basah kuyup kehujanan. Beberapa petugas keamanan pun segera melakukan pengawalan untuk Iwan dan memintanya kembali ke panggung.
"Siram Tanaman" menjadi lagu berikutnya, lagu ketiga. Namun, tiga lagu tak membuat para penonton puas. Agaknya mereka menunggu hit-hit lama Iwan. "Ok, selanjutnya lagu 'Bento' karena Bento yang merusak pohon selama ini," seru Iwan sambil memulai intro lagu "Bento" yang khas itu.
Seusai Bento meluncur, sebagai penutup pertunjukannya yang singkat tapi berkesan bagi para penonton itu, Iwan menyuguhkan "Bongkar". "Kalau pohonnya sudah ditanam, ayo kita rawat, sayang kan kalau malah dibongkar," seru Iwan. (FAN)
Setelah penanaman pohon trembesi di sepanjang jalan Semarang-Kudus, sebagai penutup tahap pertama Djarum Trees for Life, program penanaman 2.767 pohon trembesi, terdengar Iwan Fals dielu-elukan oleh 200-an penyuka musiknya yang juga rela berbasah-basah di bawah hujan yang turun di Desa Wonosalam, Kecamatan Gajah, Demak, Jawa Tengah, pada Kamis (27/5/2010) sore.
Iwan membuka pertunjukannya di pentas di tengah sawah itu dengan lagu "Hutanku". Kata Iwan, ia mencipta lagu tersebut dari puisi karya mantan Menteri Kehutanan MS Kaban. "Hutan adalah kegelisahan mantan Menteri Kehutanan, MS Kaban, yang melihat penggundulan hutan belantara. Dia bikin puisi, lalu dikasih ke saya, dan akhirnya saya bikin lagu, lalu saya rekam dalam album," terang Iwan.
Seusai lagu pertama dinyanyikannya, hujan semakin menjadi. Orang Indonesia (OI), komunitas penggemar Iwan, yang sangat bersemangat menonton penampilan Iwan, seakan juga tak peduli lagi dengan tanah becek sawah. "Lagu yang berikutnya adalah 'Pohon Kehidupan', yang saya masukkan dalam album Wakil Rakyat. Memang, menanam pohon itu solusi," ujar Iwan sebelum "Pohon Kehidupan" meluncur.
Menjelang akhir lagu "Pohon Kehidupan", para penonton menembus barikade merapat ke tepi panggung. Melihat antusiasme mereka, Iwan tak mau ketinggalan untuk turun dari panggung sambil terus memainkan gitarnya dan basah kuyup kehujanan. Beberapa petugas keamanan pun segera melakukan pengawalan untuk Iwan dan memintanya kembali ke panggung.
"Siram Tanaman" menjadi lagu berikutnya, lagu ketiga. Namun, tiga lagu tak membuat para penonton puas. Agaknya mereka menunggu hit-hit lama Iwan. "Ok, selanjutnya lagu 'Bento' karena Bento yang merusak pohon selama ini," seru Iwan sambil memulai intro lagu "Bento" yang khas itu.
Seusai Bento meluncur, sebagai penutup pertunjukannya yang singkat tapi berkesan bagi para penonton itu, Iwan menyuguhkan "Bongkar". "Kalau pohonnya sudah ditanam, ayo kita rawat, sayang kan kalau malah dibongkar," seru Iwan. (FAN)
Labels: Iwan Fals: Pembalak dan Pembeli Sama JahatnyaBento yang Merusak Pohon tarakan kalimantan timur
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home