BLOGGER TARAKAN KOMUNITAS
Poliagro Tarakan Kalimantan Timur ~ agrokaltim.blogspot.com Poliagro Tarakan Kalimantan Timur ~ agrokaltim.blogspot.com Poliagro Tarakan Kalimantan Timur ~ agrokaltim.blogspot.com Poliagro Tarakan Kalimantan Timur ~ agrokaltim.blogspot.com
Poliagro Tarakan Kalimantan Timur ~ agrokaltim.blogspot.com Poliagro Tarakan Kalimantan Timur ~ agrokaltim.blogspot.com Poliagro Tarakan Kalimantan Timur ~ agrokaltim.blogspot.com Poliagro Tarakan Kalimantan Timur ~ agrokaltim.blogspot.com

Friday, May 21, 2010

Menteri LH: Waspada Broker Perdagangan Karbon

Menteri LH: Waspada Broker Perdagangan Karbon
Nusantara.  kamis 20 Mei 2010 - 21:04 wib
Salman Mardira - Okezone 
BANDA ACEH – Menteri Lingkungan Hidup Gusti Muhammad Hatta mengingatkan, perlu mewaspadai broker dalam upaya perdagangan karbon hutan oleh negara berkembang.

Hal itu dikatakan Gusti menanggapi project Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation (REDD) yang kini sedang dibahas oleh belasan delegasi Pemerintah Daerah asal Indonesia, Amerika Serikat, Brazil, Meksiko, Liberia, Nigeria dan Malaysia dalam pertemuan Governours’ Climate and Forest (GCF) 2010 di Aceh.

“Ini dikhawatirkan akan muncul broker, sehingga nantinya bisa merugikan daerah kalau tidak cocok mekanisme perhitungan,” ujar Gusti disela menghadiri GCF 2010 kepada wartawan di Banda Aceh, Kamis (20/5/2010).

Menurut Gusti, metodelogi dan mekanisme REDD atau perdagangan karbon, belum ada secara internasional. Karenanya, kata dia, perlu adanya pemantauan dan koordinasi dengan sejumlah pihak untuk mencegah hal seperti munculnya broker.

Pemerintah Indonesia, lanjut Gusti, kini sedang menunggu metode penjualan karbon resmi secara internasional. Namun, ia meminta kepada daerah, jika ada hubungan bilateral antardaerah yang dianggap menguntungkan soal perdagangan karbon, bisa langsung dibina.

Menurut Gusti, pertemuan GCF ke tiga di Aceh itu, sangat mendukung Pemerintah Indonesia dalam program menurunkan 26 persen emisi gas rumah kaca hingga 2020. Karena, dari 26 persen itu, 14 persennya diharap bisa diturunkan dengan keberadaan hutan di Indonesia. “Saya sangat mendukung kegiatan provinsi dalam menjaga hutan,” tutur dia.

Jika perdagangan karbon terwujud, Gusti berharap agar warga khususnya yang berdomisili sekitar hutan, menjadi penerima manfaat terbesar dalam proyek itu. Selebihnya baru untuk Pemerintah Daerah.
(teb)


Labels: ,

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home