BLOGGER TARAKAN KOMUNITAS
Poliagro Tarakan Kalimantan Timur ~ agrokaltim.blogspot.com Poliagro Tarakan Kalimantan Timur ~ agrokaltim.blogspot.com Poliagro Tarakan Kalimantan Timur ~ agrokaltim.blogspot.com Poliagro Tarakan Kalimantan Timur ~ agrokaltim.blogspot.com
Poliagro Tarakan Kalimantan Timur ~ agrokaltim.blogspot.com Poliagro Tarakan Kalimantan Timur ~ agrokaltim.blogspot.com Poliagro Tarakan Kalimantan Timur ~ agrokaltim.blogspot.com Poliagro Tarakan Kalimantan Timur ~ agrokaltim.blogspot.com

Thursday, January 15, 2009

Temukan Pondok Penjarah Harta Karun di Tengah Hutan

Mengikuti Ekspedisi Tengkawang dan Agathis (3)

Tarakan juga menjadi salah satu saksi sejarah pertempuran oleh negara lain. Hal ini dibuktikan banyaknya peninggalan bersejarah seperti meriam dan benteng pertahanan Belanda, bunker-bunker peninggalan Jepang dan masih banyak lagi situs yang lainnya.

HERLIN LILING TASIK

SITUS sejarah tersebut juga yang sempat ditemukan di jalan menuju hutan Tengkawang yang dilalui saat ekspedisi bersama Dinas Kehutanan, Pertambangan dan Energi bersama polisi hutannya (Polhut), Wakil Ketua DPRD Tarakan Agus Wahono, dan bersama beberapa wartawan.

Tidak hanya sekali dua kali saja Polhut masuk ke hutan Tengkawang yang ada di Gunung Selatan. Karena seringnya mereka sudah sangat hapal dengan jalan yang dilalui. Selain itu mereka juga menggunakan GPS (Global Position Sistem) untuk mengetahui keberadaan pohon tertentu yang ditentukan berdasarkan titik koordinat pohon tersebut.

“GPS ini biasanya jadi bekal kami kalau masuk ke hutan karena dihubungkan langsung dengan satelit. Kalau nggak ada ini bisa tersesat dan nggak tahu jalan kalau sudah berada di tengah hutan,” terang Staf Rehabilitasi Hutan dan Lahan Dishutamben Jaini SHut.

Dalam praktiknya, Jaini dan Ari langsung mengeluarkan GPS di tangan mereka dan mencari letak titik koordinat dari pohon Tengkawang yang dicari. Rumput dan ranting pohon ditebang untuk bisa tiba di lokasi yang dituju. Akhirnya di GPS menunjukkan koordinat N 03 derajat, 21 menit dan 04,6 detik dan L 117 derajat, 36 menit dan 05,1 detik untuk sebuah pohon yang dicatat agar saat ke sana tidak bingung.

“Di sana letak pohon Tengkawang yang kita cari,” tutur Jaini sambil menunjuk ke arah yang dimaksud.

Jaini menjelaskan, bahwa Tengkawang ini nama umum untuk Indonesia sementara klasifikasinya dari superdiviso Spermatophyta atau menghasilkan biji, divisio Magnoliophyta atau berbunga, kelas Magnoliopsida atau berkeping dua dan sub kelas Dilleniidae, ordo Theales, familia Dipterocarpaceae, genus Shorea dan spesies Shorea micrantha.

Selain potensi hutan di Tarakan yang cukup banyak seperti rotan, kayu Gaharu, fauna yang tinggal di hutan Tengkawang Gunung Selatan terdapat juga potensi sejarah berupa peninggalan jaman perang beberapa puluh tahun lalu. Tapi sayangnya sejak beberapa waktu lalu situs tersebut sudah tidak terlihat lagi karena dijarah warga.

“Awalnya kami mengingatkan agar jangan melakukan penjarahan situs sejarah yang ada di hutan lindung tersebut tapi ketika datang lagi situs yang berupa besi tua itu sudah tidak ada lagi,” tutur salah satu Polhut yang menemani ekspedisi tersebut. Yang tersisa hanya sebuah gubuk yang diduga tempat tinggal para penjarah berukuran kurang lebih 2x3 meter. Ditemukan juga tali tambang yang diduga untuk mengikat dan menarik besi tua yang berharga itu.

Labels: , , ,

2 Comments:

At January 25, 2009 at 2:30 AM , Blogger Arasta ctr said...

Komentar untuk tulisan ini sangat bermanfaat sebagai salah satu informasi guna menunjang terciptanya hutan lestari yang saat ini hanya wacana saja. Progran dari rekan-rekan forester tarakan saya sangat sependapat tetapi masih ada hal-hal yang perlu ditambahkan agar daya dukung hutan lestari dapat lebih cepat dan tepat sasaran. Pertama, untuk mempercepat tidak hanya dari stake holder yang bertanggung jawab tetapi lebih dari itu yakni ikut sertanya seluruh lapisan masyarakat terutama masyarakat sekitar hutan karena masyarakat tersebut yang bersentuhan langsung dengan hutannya. Masyarakat sekitar akan lebih mencintai alamnya bilamana seberapa besar manfaat dari hutan tersebut dapat menghasilkan secara ekonomis maupun non ekonomis, pemberdayaanya dapat dikembangkan melalui budaya menanam terlebih dahulu, apapun yang ditanam merupakan suatu kebiasaan sehingga ada rasa memiliki. Saran saya,coba dikembangan pertanian di sekitar hutan dengan pemahaman bahwa sumber pupuk alami merupakan pendukung utama dalam pertanian sehingga saling dukung lahan lebih sempurna.Kedua, agar lebih tepat sasaran yaitu memberi pelatihan dan juga pembiayaan terhadap masyarakat sekitar hutan secara kontinue. Informasi pengetahuan sangat menunjang bagi masyarakat agar setiap proses pekerjaan dapat terukur dan terjaga hasilnya.
Banyak sekali yang dapat dikembangkan dalam hal ini.ctr91Forester Forever

 
At January 25, 2009 at 2:38 AM , Blogger Arasta ctr said...

This comment has been removed by the author.

 

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home