BLOGGER TARAKAN KOMUNITAS
Poliagro Tarakan Kalimantan Timur ~ agrokaltim.blogspot.com Poliagro Tarakan Kalimantan Timur ~ agrokaltim.blogspot.com Poliagro Tarakan Kalimantan Timur ~ agrokaltim.blogspot.com Poliagro Tarakan Kalimantan Timur ~ agrokaltim.blogspot.com
Poliagro Tarakan Kalimantan Timur ~ agrokaltim.blogspot.com Poliagro Tarakan Kalimantan Timur ~ agrokaltim.blogspot.com Poliagro Tarakan Kalimantan Timur ~ agrokaltim.blogspot.com Poliagro Tarakan Kalimantan Timur ~ agrokaltim.blogspot.com

Thursday, January 15, 2009

Berbuah Setahun Sekali, Lemak Tengkawang Berharga Tinggi

Mengikuti Ekspedisi Tengkawang dan Agatis di Gunung Selatan (1)

Perlu waktu sekitar 1,5 jam untuk bisa tiba di lokasi pohon Tengkawang (Shorea sp) yang mulai jarang ditemui di hutan Kalimantan, apalagi di Tarakan. Bagaimana perjalanan yang dilalui, berikut tulisan wartawati koran ini yang mengikuti ekspedisi tersebut?

HERLIN LILING TASIK

EKSPEDISI ke hutan lindung di Tarakan menuju lokasi ditemukannya pohon jenis Tengkawang memerlukan persiapan yang matang. Selain perlengkapan untuk menghadapi medan yang manantang juga bahan makanan dan minuman yang cukup agar tidak lelah saat diperjalanan. Perjalanan yang dimulai pukul 10.00 Wita dengan cuaca yang kurang bersahabat. Melalui Gunung Selatan Kampung Satu, perjalanan pun dimulai pagi hingga siang.

Tim ekspedisi dari Dinas Kehutanan, Pertambangan dan Energi (Dishutamben) termasuk 5 polisi hutan, Wakil Ketua 1 DPRD Tarakan Agus Wahono dan beberapa wartawan ke hutan lindung yang ada di Gunung Selatan memerlukan waktu 30 menit dari jalan besar menuju patok 1.

Dilanjutkan ke patok 2 dengan menempuh waktu hanya 15 menit dan menuju lokasi memerlukan waktu sekitar 45 menit dari patok 2. Akhirnya, tiba di lokasi hutan yang terdapat lebih dari 150 pohon Tengkawang. Pohon-pohon yang menjulang tinggi itu diperkirakan berusia ratusan tahun dengan diameter rata-rata 200 centimeter.

Selain pohon Tengkawang yang usianya ratusan tahun, terdapat juga hamparan anakan pohon itu.

“Inilah yang akan kami kembangkan sebagai salah satu potensi hutan lindung untuk dikembangkan karena keberadaannya cukup langka di Tarakan,” tutur staf Rehabilitasi Hutan dan Lahan Dishutamben Jaini didampingi Kasi Rehabiltasi Hutan dan Lahan, Maryanto.

Dikatakan, potensi dari Tengkawang ini juga akan dikembangkan ke pemukiman penduduk. Untuk itu, pohon induk tersebut yang ke depannya akan dikembangkan dan dibudidayakan mengingat banyak sekali manfaat dari buah Tengkawang ini. “Namun untuk menanam pohon ini harus ada pohon peneduh seperti Sengon,” terangnya.

Berdasarkan hasil penelitian buah ini sangat banyak manfaatnya. Seperti bahan pengganti minyak coklat, bahan lipstik, minyak makan dan bahan obat-obatan. Bahkan sifatnya yang khas, lemak tengkawang berharga lebih tinggi dibanding minyak nabati lain seperti minyak kelapa.

Ciri-ciri dari buah Tengkawang yang berpotensi untuk dijadikan sebagai pengganti minyak nabati ini sangat unik. Warna pepagan coklat muda. Tajuk lebat, daun tunggal, tebal, kaku besar, bulat panjang. Perbungaan bentuk mulai terdapat di ujung ranting atau di ketiak daun. Buahnya bundar telur, berbulu tebal, bersayap 5 (3 sayap besar, 2 sayap kecil). Ditinjau dari segi kayunya, Tengkawang Tungkul dikenal dengan sebutan Meranti Merah yang kayunya ringan dengan berat jenis 0,49 kelas kekuatan III dan kelas IV. Pemanfaatan kayu ini umumnya untuk konstruksi ringan, yaitu lapis, perabot rumah tangga (kursi, meja dan sebagainya), dinding rumah dan bahan kertas.

Buah ini tergolong langka atau sulit ditemukan karena hanya mampu berbuah setahun sekali. “Biasanya musim berbuahnya pada pertengahan bulan yaitu sekitar Juni hingga Agustus. Sementara saat ini masih musim kembang,” jelas Jaini.

Di Indonesia terdapat sekitar 13 jenis pohon penghasil yang tersebar terutama di Kalimantan dan sebagian kecil di Sumatera. Penanaman Tengkawang sudah saatnya dilaksanakan terutama di Kalimantan mengingat pohon tersebut merupakan pohon khas Kalimantan dan bijinya bernilai tinggi. Seperti diketahui sampai sekarang biji tengkawang dipungut dari pohon tengkawang yang tumbuh di hutan alam. Sebagai hasil tambahan bila produksi biji telah menurun, kayunya dapat dipungut untuk dimanfaatkan sebagai salah satu jenis kayu bernilai tinggi yang banyak diminati baik untuk industri kayu lapis maupun industri kayu gergajian. Dan Shorea stenoptera burck merupakan jenis yang telah dikenal baik sebagai penghasil biji tengkawang yang telah diperniagakan secara luas, terutama untuk tujuan ekspor.

Sudah saatnya dirintis penanaman pohon Tengkawang, dengan areal tanaman cukup luas yang dikelola secara intensif. Jenis pohon yang disarankan adalah tengkawang guncang atau Tengkawang Tungkul.

Labels: , , ,

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home