BLOGGER TARAKAN KOMUNITAS
Poliagro Tarakan Kalimantan Timur ~ agrokaltim.blogspot.com Poliagro Tarakan Kalimantan Timur ~ agrokaltim.blogspot.com Poliagro Tarakan Kalimantan Timur ~ agrokaltim.blogspot.com Poliagro Tarakan Kalimantan Timur ~ agrokaltim.blogspot.com
Poliagro Tarakan Kalimantan Timur ~ agrokaltim.blogspot.com Poliagro Tarakan Kalimantan Timur ~ agrokaltim.blogspot.com Poliagro Tarakan Kalimantan Timur ~ agrokaltim.blogspot.com Poliagro Tarakan Kalimantan Timur ~ agrokaltim.blogspot.com

Tuesday, October 12, 2010

Penanaman Pohon di Stadion Palaran

Penanaman Pohon di Stadion Palaran

Samarinda
Minggu, 10 Oktober 2010 | 19:01 WITA
Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Handry Jonathan



SAMARINDA, tribunkaltim.co.id
- Penanaman pohon Trembesi di areal Stadion Palaran, Minggu (10/10) menandai peluncuran program Kaltim on the World dalam rangkaian kejuaraan Bulutangkis Bankaltim Indonesia Open (BIO) Grandprix Gold di Samarinda.

Kegiatan bertajuk '10-10-10' yang diprakarsai komunitas Mahasiswa Pencinta Flora dan Fauna (Mapflofa) Fahutan Unmul ini digelar tepat pukul 10 pagi. Penanaman diawali oleh Wakil Gubernur Kaltim sekaligus Ketua Umum Panitia BIO 2010, Farid Wajdy.

Selanjutnya, penanaman diikuti seluruh pejabat yang hadir. Diantaranya Kepala Badan Lingkungan Hidup, Tuparman dan Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga, Masri Hadi. Turut pula Dandim 0901/Samarinda Letkol Inf Daryatmo, jajaran manajemen Bankaltim, dan panitia BIO lainnya.

Kesempatan ini, kata Farid membuktikan komitmen Kaltim kepada dunia, bahwa Kaltim serius membenahi kerusakan hutan. Hingga 2010 sebanyak 6.402.472 hektar hutan di Kalimantan telah rusak. Selain itu, ada 883.379 hektar kawasan Mangrove rusak berat dan 329.579 hektar lainnya rusak ringan. "Kerusakan akibat perambahan hutan, penambangan dan pembalakan ilegal ini menjadi tanggung jawab kita bersama," kata Farid.

Menurut Suprianto, Ketua Mapflofa, kegiatan serupa serentak digelar di 10 negara sebagai bentuk pelestarian lingkungan. "Di Samarinda, kegiatan serupa juga digelar Folder Air Hitam dan SD Fastabikul Khairat. Kami bekerjasama dengan IKA Fahutan Unmul dan Poltek Negeri Samarinda," kata Suprianto. (*)

Labels: , ,

Friday, June 18, 2010

Walikota Temukan Sawah di Tengah Hutan Lindung Tarakan


TARAKAN- Mendapat laporan terjadinya perambahan di wilayah hutan lindung Kampung Satu, kemarin siang Wali Kota Tarakan H Udin Hianggio bersama staf Dinas Kehutanan, Pertambangan dan Energi (Dishutamben) bersama sejumlah aparat polisi kehutanan (polhut) dan Brimob langsung meninjau lokasi perambahan tersebut. Dan ternyata, di dalam kawasan hutan lindung tersebut memang ditemukan beberapa indikasi yang mengarah kepada perambahan hutan.

Selain ditemukan beberapa titik yang bekas dibakar warga, wali kota juga mendapati beberapa jalan-jalan setapak baru yang dirintis warga dengan cara menebangi pohon. Yang paling menonjol, di tengah-tengah hutan lindung tersebut, wali kota mendapati ada kegiatan warga berupa persawahan. Untuk mencapai lokasi persawahan ini, dari titik Embung Binalatung, rombongan yang diikuti beberapa wartawan media harus berjalan kaki selama satu jam lebih dengan jarak tempuh sekitar 7 kilometer. “Tujuan kami adalah untuk melihat langsung seperti apa kondisi yang ada di lapangan sehingga pemerintah dapat memutuskan langkah-langkah apa yang harus kita ambil,” kata Udin Hianggio kepada wartawan.

Menurut Udin, salah satu langkah yang perlu dilakukan dalam waktu singkat adalah memberikan penyuluhan kepada masyarakat, agar menyadari bahwa kegiatan yang mereka lakukan tersebut melanggar peraturan karena masuk dalam kawasan hutan lindung.

“Nanti tugas Dishutamben dan BPLH yang mensosialisasikan ini kepada warga agar mereka sadar. Sebab ini kalau kita biarkan akan merambat ke lainnya, dan dikhawatirkan hutan lindung kita akan habis. Ini yang tidak kita inginkan,” tegas wali kota. Meski begitu, sambungnya, langkah-langkah yang akan diambil pemerintah harus tetap arif dan bijaksana serta masuk dalam kerangka pembinaan pemerintah.

Sementara itu, kepala Dishutamben Tarakan Budi Setiawan mengatakan, apa yang dilihat langsung oleh wali kota tersebut yaitu kegiatan masyarakat di dalam kawasan hutan lindung, jelas melanggar peraturan. “Ini masuk dalam kawasan hutan lindung. Dan seharusnya memang tidak boleh ada perkebunan di dalam hutan lindung,” kata Budi.

Pasalnya, kawasan hutan lindung yang merupakan kawasan hulu ini masih didominasi daerah rawa dan beberapa bagian didalamnya perlu dipertahankan. Untuk itu, pemerintah kota akan mempertimbangkan hal-hal teknis yang akan dilakukan pemerintah, terutama soal pengamanan.

Diakui Budi, sosialisasi kepada masyarakat memang pernah dilakukan pemerintah kepada warga yang berdomisili di sekitar hutan lindung tersebut. Namun memang belum dilakukan secara tertulis sehingga mereka memahami pentingnya hutan lindung tersebut. “Kalau tindakan tegas bagi mereka yang melakukan tindakan penebangan sudah sering dilakukan, namun kepada warga yang berkebun belum dilakukan sosialisasi agar tidak merambah lagi,” tuturnya.

Lokasi hutan lindung ini, diatur dalam Perda nomor 03 tahun 2006 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Tarakan. Lainnya, diatur dalam peraturan menteri pertanian tahun 1979. untuk diketahui, luas hutan lindung yang dilindungi Perda adalah 6.860 meter persegi.(ddq)

Sumber: radar tarakan,  Jumat, 18 Juni 2010.

Labels: , ,

Friday, May 28, 2010

Moratorium Konversi Hutan Selama 2 Tahun

Techno - Science

Konferensi REDD+ Norwegia 

Moratorium Konversi Hutan Selama 2 Tahun

Kamis, 27 Mei 2010 - 16:01 wib
Insaf Albert Tarigan - Okezone
 
Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono
OSLO - Indonesia, seperti negara-negara berhutan tropis lainnya, akan terus berupaya meningkatkan pembangunan sosial ekonomi masyarakatnya, yang sebagian di antaranya masih hidup dalam kemiskinan. Tapi, Indonesia juga menyadari bahwa hutan topisnya berperan jauh lebih besar sebagai paru-paru dunia.

Laporan wartawan okezone yang mengikuti rombongan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada pertemuan Reducing of Emissions from Deforestation and forest Degradation (REDD) di Norwegia, Kamis (27/5/2010), hal tersebut disampaikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam pidato pembukaan Konferensi Iklim dan Hutan di Hotel Holmenkollen Park Rica, Oslo, Norwegia.

"Hutan kami menyerap karbon dioksida dan menghasilkan oksigen yang memungkinkan kehidupan manusia. Hutan kami menyediakan jasa lingkungan yang tak ternilai harganya untuk dunia," katanya.

Oleh karena itu, kata Presiden, Indonesia juga berupaya mencapai tujuan kembar yaitu meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya seraya menjaga hutan. Presiden yakin, tujuan ini bisa dicapai dengan kemauan politik, inovasi dan kreatifitas.

"Selain itu, Indonesia juga bertekad mencapai sebagian besar target emisi karbon melalui skema REDD plus. Kami akan mencapai target kami melalui di antaranya dengan manajemen lahan gambut yang berkelanjutan," katanya.

Presiden melanjutkan, Indonesia juga akan bekerjasama dengan negara maju untuk melindungi karbon Indonesia yang cukup signifikan secara global dan kekayaan keanekaragaman hayati hutan hujan tropis seraya membantu masyarakat lokal agar lebih sejahtera.

Pernyataan presiden di depan para pemimpin dunia tersebut kian menegaskan komitmen Indonesia untuk melakukan moratorium konversi hutan dan lahan gambut selama dua tahun. Hal tersebut adalah bagian dari Letter of Intent yang ditandatangani Indonesia dan Norwegia kemarin.

Moratorium dilakukan dalam upaya menekan emisi karbon dari deforestasi dan degradasi hutan. Jika berhasil, Norwegia akan membayar hingga 1 miliar dolar kepada Indonesia dalam kurun waktu 4 tahun mendatang.
(srn)

 

Labels:

Tekankan Pentingnya Hutan Tropis Bagi Dunia

Techno - Science

Konferensi REDD+ Norwegia

Tekankan Pentingnya Hutan Tropis Bagi Dunia

Kamis, 27 Mei 2010 - 14:30 wib
Insaf Albert Tarigan - Okezone
OSLO - Konferensi Iklim dan Hutan di Oslo, Norwegia diawali dengan pemutaran video mengenai pentingnya hutan tropis dalam menyerap karbon global dan mengatasi perubahan iklim. Dalam video yang berdurasi sekira 4 menit tersebut ditunjukkan bagaimana hutan tropis di seluruh dunia terus berkurang tiap tahun.

Disebutkan, 13 juta hektar hutan lenyap tiap tahunnya dan menyumbang 17 persen dari emisi karbon global. Karena itu, dibutuhkan upaya bersama yang terkoordinasi secara global untuk mengatasi permasalahan tersebut.

Laporan wartawan okezone yang mengikuti rombongan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada pertemuan Reductions of Emissions from Deforestation and forest Degradation (REDD) di Norwegia, Kamis (27/5/2010), Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon dalam video tersebut menegaskan, dunia tak punya pilihan selain mengambil tanggungjawab bersama karena peran hutan tropis sangat penting.

Usai pemutaran video dilanjutkan dengan pidato sambutan dari Perdana Menteri Norwegia Jens Stoltenberg sebagai tuan rumah dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono selaku co-chairs.

Menurut keterangan Stoltenberg, konferensi ini diikuti 50 negara lebih dan juga sejumlah lembaga swadaya masyarakat yang peduli hutan.

Saat berita ini diturunkan, Pangeran Charles yang duduk bersebelahan dengan Presiden Yudhoyono tengah menuju panggung untuk menyampaikan pandangannya.
(srn)
 
 

 


Labels:

Iwan Fals: Pembalak dan Pembeli Sama Jahatnya

Iwan Fals: Pembalak dan Pembeli Sama Jahatnya
Kamis, 27 Mei 2010 | 21:51 WIB
KOMPAS ENTERTAINMENT/IRFAN MAULLANA
Iwan Fals menerima tanaman dari pihak yang mengadakan program Trees for Life, FX Supanji, di Demak, Jawa Tengah, 27 Mei 2010. 

DEMAK, KOMPAS.com Kondisi hutan Indonesia yang kian lama kian gundul tak luput dari perhatian vokalis, komposer, dan pencipta lagu Iwan Fals. Menurutnya, gundulnya hutan Indonesia tak lepas dari aksi pembalakan liar oleh pihak tak bertanggung jawab.
"Sama-sama jahatnya antara pembeli dan pembalak pohon, ini masalah hidup matinya kita. Keuntungannya hanya sesaat," tandas Iwan dalam jumpa pers Djarum Trees For Life di Desa Wonosalam, Kecamatan Gajah, Demak, Jawa Tengah, Kamis (27/5/2010).
Lanjut Iwan, sudah semestinya aparat yang berwenang semakin tegas untuk menangani pembalakan liar. "Saya enggak mau ke situ, saya hanya mau menanam pohon saja. Untuk masalah itu sudah ada polisi kok," katanya.
Di luar upaya hukum yang bisa dilakukan, Iwan optimistis jika upaya penghijauan yang terus digalakkan masih belum terlambat. "Saya bahagia di desa Demak ini, saya optimistis begitu datang dari Semarang sampai sini sudah ditanami pohon sampai beberapa ratus. Yang membuat saya optimistis lagi teman-teman dari Djarum tidak cuma menanam, tapi dijagain sampai tiga tahun," ungkap Iwan.
Rasa optimistis Iwan tersebut bukan tanpa alasan. Indonesia yang memiliki iklim tropis memungkinkan pohon trembesi sebagai salah satu tanaman penyerap gas karbon dioksida mampu tumbuh dengan baik. "Aku yakin iklim kita tropis itu bagus buat tanam pohon, saya harap teman-teman OI (Orang Indonesia) di Demak bisa melakukan itu," imbau Iwan.
Karenanya, Iwan berharap agar 2.767 pohon trembesi yang sudah ditanam di sepanjang jalan Semarang-Kudus bisa dijaga dan dilestarikan. "Tanpa dukungan untuk menanam, pohon tidak tumbuh karena pohon itu peka sekali, butuh diperhatikan. Kalau terus menanam, menjaga, dan menyayangi, saya rasa itu tidak akan sulit," tutupnya. (FAN)

Iwan Fals: Bento yang Merusak Pohon
DEMAK, KOMPAS.com — Diguyur hujan deras dan ditiup angin kencang, dengan gitar akustiknya, vokalis dan pencipta lagu Iwan Fals terus memainkan musiknya di panggung untuk menghibur sambil menyerukan pesan peduli lingkungan hidup—menanam, menyiram, dan menjaga pohon.

Setelah penanaman pohon trembesi di sepanjang jalan Semarang-Kudus, sebagai penutup tahap pertama Djarum Trees for Life, program penanaman 2.767 pohon trembesi, terdengar Iwan Fals dielu-elukan oleh 200-an penyuka musiknya yang juga rela berbasah-basah di bawah hujan yang turun di  Desa Wonosalam, Kecamatan Gajah, Demak, Jawa Tengah, pada Kamis (27/5/2010) sore.

Iwan membuka pertunjukannya di pentas di tengah sawah itu dengan lagu "Hutanku". Kata Iwan, ia mencipta lagu tersebut dari puisi karya mantan Menteri Kehutanan MS Kaban. "Hutan adalah kegelisahan mantan Menteri Kehutanan, MS Kaban, yang melihat penggundulan hutan belantara. Dia bikin puisi, lalu dikasih ke saya, dan akhirnya saya bikin lagu, lalu saya rekam dalam album," terang Iwan.

Seusai lagu pertama dinyanyikannya, hujan semakin menjadi. Orang Indonesia (OI), komunitas penggemar Iwan, yang sangat bersemangat menonton penampilan Iwan, seakan juga tak peduli lagi dengan tanah becek sawah. "Lagu yang berikutnya adalah 'Pohon Kehidupan', yang saya masukkan dalam album Wakil Rakyat. Memang, menanam pohon itu solusi," ujar Iwan sebelum "Pohon Kehidupan" meluncur.

Menjelang akhir lagu "Pohon Kehidupan", para penonton menembus barikade merapat ke tepi panggung. Melihat antusiasme mereka, Iwan tak mau ketinggalan untuk turun dari panggung sambil terus memainkan gitarnya dan basah kuyup kehujanan. Beberapa petugas keamanan pun segera melakukan pengawalan untuk Iwan dan memintanya kembali ke panggung.

"Siram Tanaman" menjadi lagu berikutnya, lagu ketiga. Namun, tiga lagu tak membuat para penonton puas. Agaknya mereka menunggu hit-hit lama Iwan. "Ok, selanjutnya lagu 'Bento' karena Bento yang merusak pohon selama ini," seru Iwan sambil memulai intro lagu "Bento" yang khas itu.

Seusai Bento meluncur, sebagai penutup pertunjukannya yang singkat tapi berkesan bagi para penonton itu, Iwan menyuguhkan "Bongkar". "Kalau pohonnya sudah ditanam, ayo kita rawat, sayang kan kalau malah dibongkar," seru Iwan. (FAN)

Labels:

Friday, May 21, 2010

COMING SOON...!!

"Coming Soon...!! karena berita lengkapnya tanggal 20 Mei 2010 dari www.radartarakan Blom update lagi.
Don't Worry By Happy.. Bro. ;) orang sabar dikasihi Tuhan, orang cakep diSayang pacar.. ok.
Don't Miss it....

Labels:

Menteri LH: Waspada Broker Perdagangan Karbon

Menteri LH: Waspada Broker Perdagangan Karbon
Nusantara.  kamis 20 Mei 2010 - 21:04 wib
Salman Mardira - Okezone 
BANDA ACEH – Menteri Lingkungan Hidup Gusti Muhammad Hatta mengingatkan, perlu mewaspadai broker dalam upaya perdagangan karbon hutan oleh negara berkembang.

Hal itu dikatakan Gusti menanggapi project Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation (REDD) yang kini sedang dibahas oleh belasan delegasi Pemerintah Daerah asal Indonesia, Amerika Serikat, Brazil, Meksiko, Liberia, Nigeria dan Malaysia dalam pertemuan Governours’ Climate and Forest (GCF) 2010 di Aceh.

“Ini dikhawatirkan akan muncul broker, sehingga nantinya bisa merugikan daerah kalau tidak cocok mekanisme perhitungan,” ujar Gusti disela menghadiri GCF 2010 kepada wartawan di Banda Aceh, Kamis (20/5/2010).

Menurut Gusti, metodelogi dan mekanisme REDD atau perdagangan karbon, belum ada secara internasional. Karenanya, kata dia, perlu adanya pemantauan dan koordinasi dengan sejumlah pihak untuk mencegah hal seperti munculnya broker.

Pemerintah Indonesia, lanjut Gusti, kini sedang menunggu metode penjualan karbon resmi secara internasional. Namun, ia meminta kepada daerah, jika ada hubungan bilateral antardaerah yang dianggap menguntungkan soal perdagangan karbon, bisa langsung dibina.

Menurut Gusti, pertemuan GCF ke tiga di Aceh itu, sangat mendukung Pemerintah Indonesia dalam program menurunkan 26 persen emisi gas rumah kaca hingga 2020. Karena, dari 26 persen itu, 14 persennya diharap bisa diturunkan dengan keberadaan hutan di Indonesia. “Saya sangat mendukung kegiatan provinsi dalam menjaga hutan,” tutur dia.

Jika perdagangan karbon terwujud, Gusti berharap agar warga khususnya yang berdomisili sekitar hutan, menjadi penerima manfaat terbesar dalam proyek itu. Selebihnya baru untuk Pemerintah Daerah.
(teb)


Labels: ,