BLOGGER TARAKAN KOMUNITAS
Poliagro Tarakan Kalimantan Timur ~ agrokaltim.blogspot.com Poliagro Tarakan Kalimantan Timur ~ agrokaltim.blogspot.com Poliagro Tarakan Kalimantan Timur ~ agrokaltim.blogspot.com Poliagro Tarakan Kalimantan Timur ~ agrokaltim.blogspot.com
Poliagro Tarakan Kalimantan Timur ~ agrokaltim.blogspot.com Poliagro Tarakan Kalimantan Timur ~ agrokaltim.blogspot.com Poliagro Tarakan Kalimantan Timur ~ agrokaltim.blogspot.com Poliagro Tarakan Kalimantan Timur ~ agrokaltim.blogspot.com

Saturday, May 5, 2007

Perencanaan Partisipatif pada Tingkat Lapangan

Perencanaan Partisipatif pada Tingkat LapanganBagaimana Melakukan Perencanaan Partisipatif?
POHON MASALAH DAN HARAPANTeknik analisa masalah dapat nama tersebut karena melalui teknik ini, dapat melihat 'akar' dari suatu masalah, dan kalau sudah dilaksanakan, hasil dari teknik ini kadang-kadang mirip pohon dengan akar banyak. Analisa Pohon Masalah sering dipakai dengan masyarakat sebab sangat visual dan dapat melibatkan banyak orang dengan waktu yang sama. Teknik ini dapat dipakai dengan situasi yang berbeda, tapi lebih penting dari itu, dapat dipakai dimana saja ada masalah tetapi penyebab masalah tersebut kurang jelas. Boleh dipakai di kantor, dan juga di lapangan - teknik ini adalah teknik yang cukup fleksibel. Melalui teknik ini, orang yang terlibat dalam hal memecahkan satu masalah dapat melihat penyebab yang sebenarnya, yang mungkin belum bisa dilihat kalau masalah hanya dapat dilihat secara pintas. Teknik Analisa Pohon Masalah dapat melibatkan orang setempat yang tahu secara mendalam masalah yang ada.
Masalah utama yang mau diatasi ditulis di kartu metaplan, lalu di tempel di lantai sebagai 'batang' pohon. Mulai dari batang, membuka diskusi mengenai penyebab-penyebab. Dari setiap penyebab yang muncul, ditanya lagi 'kenapa begitu?, 'apa penyebabnya?' Untuk mempermudah cara pikir, dan mencek bahwa tidak ada yang dilupa, menganggap bahwa setiap masalah adalah akibat dari kondisi lain - Tanyalah 'Kondisi ini adalah akibat dari apa?' Akhirnya akan muncul gambar yang lengkap mengenai penyebab-penyebab dan akibatnya - hasilnya akan sangat terinci. Komentar apa saja yang dikeluarkan sebagai penyebab dapat ditulis supaya makin komplit. Setelah selesai, semua komentar bisa dikaji kembali.
Akhirnya akan muncul satu gambar yang lengkap dan terinci - dengan akar yang diwakili oleh penyebab masalah, dan akibat dari masalah tersebut. Setelah gambar selesai, yang terlibat dapat kesempatan untuk melihat cara yang terbaik untuk mengatasi masalah-masalah yang muncul. Akar dibahas sampai mendalam sehingga akhirnya masalah terakhir dalam satu akar akan dibalik dan menjadi kegiatan atau rencana tindak lanjut. Kalau sudah lengkap, orang yang terlibat dalam proses dapat kesempatan untuk melihat secara keseluruhan masalah-masalah akar dari masalah utama. Juga, dapat melihat apakah ada penyebab yang muncul beberapa kali walaupun dalam 'akar' lain? Dari semua informasi yang muncul, diperlihatkan apa yang harus dilakukan untuk mengatasi masalah-masalah akar sehingga akibat diatas tidak terjadi. Jika akibat diatas masih terjadi, berarti masih ada masalah yang perlu diatasi. Sehubungan dengan keterbatasan-keterbatasan, lebih baik kalau selesai gambar Pohon Masalah, masalah-masalah yang muncul diprioritaskan supaya yang paling penting dapat diatasi lebih dahulu.
Kesimpulan :
Identifikasi masalah utama (yang perlu dipecahkan)
Identifikasi penyebab masalah tersebut (curah pendapat)
Mengelompokkan sebab-sebab tersebut
Mengidentifikasi tingkatan penyebab (I, II dan III)
Menentukan tujuan dan harapan (keluaran)
Memprioritaskan penyebab yang paling mendesak
Memprioritaskan harapan yang paling efektif, mudah dan realistis untuk dicapai
Menyusun rencana kegiatan - ingatlah '5W, dan 1H'
PENERAPAN POHON MASALAH; KASUS DARI BPP LOLAYAN
Setiap tahun Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) di Kecamatan Lolayan, Kabupaten Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara, menyusun Program Penyuluhan Pertanian untuk satu Tahun Anggaran. Demikian pada bulan Maret tahun 2000. Namun pada proses penyusunan program, yang sebenarnya berdasarkan masalah-masalah yang dihadapi masing-masing kelompok di wilayah kerjanya, tidaklah jelas 'apa' betul-betul masalah kelompok. Masalah yang diidentifikasi masih sangat umum, dan tidak mungkin menyusun rencana berdasarkan masalah tersebut.Sebagai contoh, adanya beberapa kelompok di mana hasil padi sawah masih kurang karena tidak menggunakan pupuk buatan. Namun sudah sering diberikan penyuluhan tentang dosis dan cara pemupukan. Artinya, harus ada penyebab lain. Berdasarkan soal di atas, penyuluh-penyuluh di BPP tersebut menyepakati untuk kembali ke masing-masing kelompok dan mengidentifikasi penyebab-penyebab dengan teknik Pohon Masalah. Ternyata ada banyak sebab mengapa petani tidak memakai pupuk. Salah satu karena untuk membeli pupuk, mereka perlu modal yang cukup besar. Untuk petani sulit untuk mendapat kredit di bank. Sebagai alternatif mereka bisa pinjam di Gilingan Padi, namun bunga sangat tinggi. Petani tidak mau ambil resiko tersebut. Jadi, bukan kekurangan pengetahuan petani terhadap dosis dan cara pemupukan yang menghambati keberhasilan padi, tetapi soal permodalan. Kalau diberikan penyuluhan harus sesuai masalah tersebut.
Diharapkan bahwa dengan menggunakan Pohon Masalah, dapat diidentifikasi penyebab-penyebab yang betul-betul menghambat upaya-upaya pengembangan masyarakat. Kalau tidak, penyuluhan yang diberikan tidak sesuai kebutuhan dan keadaan petani.

Labels:

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home